Senin, 23 Juni 2014

PERANG ANTARA IRAK DAN IRAN TAHUN 1980-1988 (PERANG TELUK I)


BAB I
PENDAHULUAN

Konflik sering kali muncul di negara-negara kawasan Timur Tengah, diawali sejak masa suku-suku yang mendominasi dan menjadi actor dalam berkonflik ataupun berperang, sampai saat inipun perang dikawasan Timur Tengah belum berhenti. Sehingga wilayah penyuplai minyak terbesar didunia ini disebut kawasan yang panas akan konflik. Berbagai macam konflik ataupun perang muncul diwilayah ini, namun dalam tulisan ini saya akan menjelaskan seluk beluk perang yang terjadi antara Irak dan Iran yang terjadi pada tahun 1980 sampai tahun 1988 yang sering disebut dengan Perang Teluk I.

Pecahnya perang antara Irak dan Iran ini pada 22 September 1980 . perang ini terjadi karena dari kedua belah pihak saling memperebutkan haknya atas apa yang sudah diklaim oleh masing-masing negara. Selain itu perbedaan ideologi antar kedua belah pihak juga sangat berpengaruh. Perang ini tidak hanya dua negara (Irak dan Iran) yang terlibat melainkan negara-negara  dikawasan Timur Tengah juga terlibat. Keterlibatan negara-negara di Timur Tengah dalam perang ini menyebabkan produksi minyak menurun. Dan dengan menurunnya produksi minyak di kawasan ini ikut menyeret keterlibatan dua kekuatan super power yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan segala akibatnya. Kawasan Teluk Persi menjadi pusat perimbangan kekuatan global karena terjadinya perang itu. Karena hal-hal tersebut diatas dalam tulisan ini saya akan menjelaskan penyebab ataupun latar belakang terjadinya Perang Teluk I, penyebab perang teluk I berjalan selama 8 tahun, dan yang terakhir adalah intervensi asing pada Perang Teluk I.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang atau Penyebab Terjadinya Perang Teluk I
Adapun berbagai penyebab terjadinya perang antara Irak dan Iran antara lain, adalah:
  1. Sengketa antara Irak dan Iran sebenarnya masih terkait dengan sejarah kedua belah negara yang tak pernah akur.
Berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia (terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini menjadi sebuah negara Irak modern) dengan kerajaan Persia atau negara Iran modern. Yang pertama ialah persaingan dsn ketegangan Bangsa Arab dan Bangsa Parsi, yang satu tidak dapat menerima keunggulan atau dominasi yang lain. yang kedua ialah masalah minoritas etnis. Pada zaman shah Iran mendukung perjuangan otonomi suku Kurdi di Irak, sedangkan Irak mendukung minoritas etnis Arab di Iran yang memperjuangkan kebebasan yang lebih besar atau pemisah, dan yang ketiga ialah perbedaan orientasi politik luar negeri. Sampai beberapa waktu yang lalu Irak adalah Pro Uni Soviet, dan Iran adalah Pro Barat.
  1. Persengketaan wilayah yang dianggap penting oleh Irak dan Iran
Pertama, persengketaan Sungai Shatt Al Arab[1], sungai tersebut berperan  penting bagi Irak karena merupakan satu-satunya jalan keluar negara tersebut ke laut. Karena letaknya yang berada di perbatasan dan posisi strategisnya yang mengarah ke Teluk Persia, sungai tersebut menjadi bahan sengketa Irak dan Iran. Sebelum perang antara kedua negara meletus, pada tahun 1975 sempat meredakan ketegangan antara kedua belah pihak karena berkat perjanjian Algiers[2].
Kedua adalah Provinsi Khuzestan yang kaya minyak. Wilayah tersebut selama ini menjadi wilayah Iran, namun sejak tahun 1969 Irak mengklaim bahwa Khuzestan berada di tanah Irak dan wilayah tersebut diserahkan ke Iran ketika Irak dijajah oleh Inggris. Dengan begitu maka mereka saling meng-klaim sebagai wilayah mereka masing-masing.[3]
  1. Munculnya Revolusi Islam oleh Iran
Pada masa pemerintahan Khomeini yang berambisi dan juga berusaha mengekspor revolusi islamnya kenegara-negara lain dan Irak menjadi sasaran yang pertama karena di Irak minorotas Sunni menguasai dan menindas mayoritas Syiah dan minoritas Kurdi yang secara etnik linguistic dekat dengan bangsa Persi. Selain itu Khoeini menaruh dendam terhadap rezim di Bagdad yang pada tahun 1978 mengusirnya dari Irak karena dia berkampanye melawan pemerintah Shah. Sehubungan dengan itu pemerintah Iran menghasut umat Syiah dan Suku Kurdi di Irak untuk memberontak dan merebut kekuasaan serta membentuk suatu republic Islam menurut pola Republik Islam Iran. Dilain pihak Bagdad menghasut minoritas Kurdi di Irak untuk mendukung minoritas Arab dalam memperjuangkan otonominya, dan membantu sejumlah jendral Iran dan pengikut-pengikutnya Bakhtiar di pengasingan untuk menyusun kekuatan guna menumbangkan kekuasaan Khomeini.[4]
Irak di bawah kendali Saddam Hussein dan  Partai Baath memiliki ambisi untuk menjadi kekuatan dominan di wilayah Arab di bawah bendera pan-Arabisme sejak meninggalnya Presiden Mesir, Gamal A. Nasser. Revolusi Islam yang terjadi di Iran tersebut dianggap sebagai penghalang karena bertentangan dengan prinsip nasionalisme sekuler Arab. Selain untuk mencegah menyebarnya revolusi Islam, Irak juga berusaha mengambil keuntungan dengan kondisi internal Iran yang tidak stabil pasca revolusi Islam untuk merebut wilayah-wilayah yang menjadi bahan sengketa dengan Iran dan menambah sumber minyak Irak.
Dengan kekhawatiran-kekhawatiran tersebut maka tak heran jika muncul tindakan-tindakan yang membawa ketegangan dan menimbulkan peperangan pada puncaknya.
  1. Percobaan pembunuhan terhadap pejabat Irak
Pertengahan tahun 1980, terjadi percobaan pembunuhan kepada Deputi Perdana menteri Irak, Tariq Aziz. Irak segera bertindak dengan menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat atas percobaan pembunuhan tersebut dan  mendeportasi ribuan warga Syiah berdarah Iran keluar dari Irak. Pemimpin Irak, Saddam Hussein, menyalahkan Iran sambil menyebut ada agen Iran yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong meletusnya perang Irak-Iran.[5]
  1. Penyebab khusus terjadinya Perang Teluk I antara lain:
a.       Adanya serangan granat pada tanggal 1 April 1980 terhadap wakil Perdana Menteri Irak Tariq Aziz yang diduga bertanggung jawab atas aksi-aksi survesi terhadap Iran.
b.      Adanya pengusiran ribuan keturunan Iran oleh Saddam, serta melancarkan serangan yang sengit terhadap pribadi Khomeini dan membatalkan perjanjian Algiers. Sedangkan Menlu Iran Shodeh Godzadeh berjanji untuk menumbangkan rezim Baath yang berkuasa di Irak serta memutuskan hubungan diplomatic.
c.       Kedua negara saling menempatkan pasukan masing – masing di daerah perbatasan dalam jumlah yang cukup besar.[6]
d.      Terjadinya perang pers dan media masa antar kedua belah negara.
e.       Pada 17 September 1980, presiden Saddam Hussein secara sepihak membatalkan Perjanjian Algiers tahun 1975 karena pada waktu itu Saddam Hussein merasa bahwa Perjanjian Algiers tidak adil untuk Irak, pada saat pembuatan perjanjian itu kedua belah negara tidak dalam posisi yang seimbang dimana Irak pada waktu itu sebagai negara yang kalah dengan Iran. kemudian Iran melihatnya sebagai pernyataan perang pada 20 September 1980.
Menurut para pengamat ada dua faktor yang menyebabkan invansi yang dilakukan Saddam ke Iran, pertama, adanya kekhawatiran dikalangan penguasa negara Arab terhadap kemungkinan menularnya revolusi Khoehenni kenegara-negara Arab. Dan yang kedua, ambisi Saddam Hussein untuk bisa tampil sebagai pemimpin Arab.[7] ,

B.     Penyebab Terjadinya Perang Teluk Selama 8 Tahun
Pada awal penyerangan yang dilakukan oleh Irak ke Iran yang disebabkan oleh beberapa penyebab seperti yang dituliskan diatas. Pada awal penyerangan Irak, Irak memperhitungkan bahwa Irak akan mudah mematahkan perlawan Iran dan dengan cepat mencapai sasaran ofensifnya. Karena Iran setelah revolusi pimpinan Ayatullah Khoemeini menyebabkan, kemampuan mililier Iran turun dratis, angakatan bersenjata dibenci dan dicemooh oleh rakyat  sebagai alat yang digunakan Shah Reza untuk menindas rakyat. Akibatnya adalah sekitar 60% anggotanya melakukan desersi, sedangkan banyak perwira senior dihukum mati, dipenjara atau dipensiunkan. Moral pasukan-pasukan Iran sangat merosot. Selain itu sebagai akibat pecahnya krisis dengan Amerika Serikat, angkatan bersenjata Iran mengalami banyak kesulitan dalam hal latihan, perawatan perlengkapan militer, suplai suku cadang serta amunisi.
Dalam hal ini Saddam Hussein (Irak) hanya bermaksud untuk menguasai beberapa kota penting untuk memperkuat kedudukannya di meja perundingan. Dan memberi peluang kepada oposisi dalam negeri untuk memberontak dan menumbangkan rezim Khomeini serta membentuk suatu pemerintahan yang bersahabat. Apabila strateginya tersebut berhasil presiden Saddam Hussein akan muncul sebagai pemimpin dunia Arab dan Irak menjadi kekuatan dominasi di kawasan Teluk. Sebagian besar negara Arab tidak senang dengan rezim Khomeini karena berusaha mengekspor revolusi Islam Iran kenegara-negara lainsehingga mengganggu kestabilan dan keamanan mereka. Kedudukan dominan dikawasan Teluk dan kepemimpinan di Dunia Arab tersebut rupanya juga ikut mendorong Irak untuk menyerbu Iran. Dengan demikian maka perang Irak dan Iran juga untuk perebutan kekuasaan regional.[8]
Perhitungan Irak ternyata salah, dengan memandang remeh Iran dengan keadaan negara tersebut yang masih sangat kacau ternyata Iran memberikan perlawanan gigih dan melancarkan serangan-serangan udara dan laut sebagai pembalasan. Namun Irak berhasil merebut daerah-daerah minyak Iran yang vital biarpun lamban. Karena yakin akan dapat mengusir pasukan-pasukan Irak, Iran sejauh ini menolak tawaran Irak untuk mengakhiri peprangan dan menyelesaikan sengketa mereka secara damai maupun usaha-usaha penengahan. Sehingga perang yang awalnya diprediksikan Irak akan mampu memenangkan perang dengan waktu singkan tetapi malah yang terjadi peperangan itu berjalan selama 8 tahun.
Jadi penyebab perang Irak Iran itu terjadi selama 8 tahun adalah, pertama, dugaan Irak salah yang menganggap perang akan berakhir cepat dan meremehkan kekuatan Iran yang sedang kacau, kedua, Irak berhasil merebut daerah-daerah minyak di Iran walaupun lamban tetapi Irak masih optimis untuk tujuannya menguasai sebagian wilayah islam dan mendominasi kekuatan bangsa Arab, yang ketiga adalah Iran menolak tawaran Irak untuk mengakhiri konflik dan menyelesaikan sengketa secara damai maupun usaha penengahan karena Iran tetap optimis akan memenangkan perang tersebut. Dari keegoisan kedua belah pihak inilah yang membuat Perang Teluk I terjadi hingga waktu yang cukup lama yaitu 8 tahun.
                  
C.    Intervensi Asing dalam Perang Teluk I
Jika ditanya adakah ada intervensi[9] asing pada Perang Teluk I, dari pengertian intervensi sendiri yang saya tangkap bahwa jika dilihat dalam keadaan yang terjadi pada Perang Teluk I ini maka campur tangan negara asing yang terjadi ini belum dikatakan sebagai intervensi karena banyak campur tangan yang dilakukan oleh negara lain bahkan dari bangsa Arab sendiri yang bertujuan untuk memperjuangkan nasib bangsa Arab (dengan cara membela Irak) bukan intervensi asing karena masalah ini juga menjadi masalah-masalah bangsa Arab karena mereka berada dalam satu lingkup bangsa Arab dan bangsa-bangsa pengimpor minyak dari kawasan ini atau negara super power untuk meredakan konflik yang ada disana. Dan dari banyak sumber yang mengatakan bahwa intervensi itu hamper muncul dari Uni Soviet tetapi dapat dicegah oleh pasukan Amerika Serikat. Berikut penjelasan yang lebih lengkap.
Pertama, dukungan yang dilakukan bangsa Arab untuk Irak banyak terjadi karena bangsa Arab menginginkan jatuhnya rezim Khomeini dan munculnya suatu pemerintahan baru yang bersedia menghormati asas-asas bertetangga. Raja Hussein dari Yordania adalah yang paling tegas mendukung Irak dan menjajikan bantuan kepadanya. Hal ini dapat dimengerti karena sejak beberapa waktu antara kedua negara ini terjalin hubungan baik. Akan tetapi juga Raja Khaled dari Arab Saudi menyatakan dukungannya bagi Irak dalam “pertempuran Pan-Arabnya dan dalam konfliknya dengan Parsi, musuh bangsa Arab”. Demikianpun Kwait, Bahrain dan Uni Emirat Arab menaruh simpati atas perjuangan Irak. Dukungan untuk Irak itu dikukuhkan pada pertempuran puncak Arab di Amman.
Akan tetapi peprangan itu juga menimbulkan kekhawatiran dikalangan bangsa Arab, karena bisa melibatkan mereka dan menimbulkan banyak krugian bagi mereka. Pada 29 September PM Ali Rajai mengancam akan mengambil tindakan-tindakan terhadap negara-negara yang membantu Irak. Namun Yordania tetap pada pendiriannya dan meneruskan persiapan-persiapannya untuk membantu Irak. Pelabuhannya di Aqaba tetap tersedia bagi keperluan Irak dan wilayahnya digunakan untuk mengangkut suplai bagi Irak yang dibongkar di pelabuhan itu. Selain itu 40.000 pasukannya telah dipersiapkan untuk membantu Irak. Berkat sikap Yordania itu, Irak dapat mengerahkan lebih banyak pasukan dan persenjataan ke wilayah Iran.[10]
Dalam hal tersebut diatas belum ditermasuk intervensi asing karena bangsa-bangsa Arab ikut campur dalam peperangan untuk menumpas Revolusi Islam yang dilakukan oleh Iran dan kebaikan demi kedaiman di seluruh wilayah Bangsa Arab. Dan tujuan bangsa Arab itu masih ada urusannya dengan kesua belah pihak.
Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak hanya mengikuti jalannya peperangan dengan seksama tetapi juga mengambil langkah-langkah untuk mengamankan kepentingan-kepentingan mereka dan mungkin juga memperbaiki kedudukan masing-masing. Bagi Washington, Krisis Teluk I juga merupakan suatu peluang memulihkan kedudukannya dikawasan. Demikian juga bagi saingannya Uni Soviet bisa terbuka kesempatan untuk membantu unsur-unsur kiri di Irak maupun di Iran apabila terjadi perebutan kekuasaan akibat kekalahan dalam peperangan tersebut. Keberhasilan golongan kiri untuk merebut kekuasaan disalah satu negara akan memperbaiki kedudukan Uni Soviet di kawasan, terutama jika Uni Soviet berhasil menempatkan orang-orangnya pada puncak kekuasaan seperti terjadi di Afganistan.
Amerika Serikat dan Uni Soviet telah sepakat untuk tidak campur tangan dalam peperangan ini. Pertama, karena menyadari bahwa intervensi yang satu akan memancing intervensi antar mereka. Kedua, keterlibatan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam perang ini hanya akan mempersulit penyelesaian sengketa Irak dan Iran. Ketiga, jika Amerikia Serikat dan Uni Soviet melakukan intervensi dalam Perang Teluk I, maka akan dikutuk oleh negara-negara lain yang berusaha membetasi konflik tersebut dan menyelesaikannya secara damai. Selanjutnya kedua superpower berkepentingan bahwa peperangan tetap terbatas pada kedua negara dan tidak ada pihak yang keluar sebagai pemenang.[11]
Pada saat terjadinya Perang Teluk I ini Uni Soviet sempat terhasut untuk melakukan invasi ke dalam perang namun hal tersebut dapat diatasi oleh Whasington dan Amerika Serikat. Setelah terjadinya hal tersebut Amerika Serikat melakukan pengawasan intensif pada perang tersebut agar tidak ada intervensi asing yang masuk dan membuat perang semakin parah. Jadi di sini jelas sekali bahwa negara-negara asing ataupun negara super power tidak menginginkan perang yang berkepanjangan dan berusaha menyetabilkan keadaan disana serta mencehan semua intervensi asing masuk didalamnya karena mereka menjaga kepentingannya disana yaitu minyak.



BAB III
KESIMPULAN

Latar belakang terjadinya Perang Teluk I antara lain sengketa antara Irak dan Iran sebenarnya masih terkait dengan sejarah kedua belah negara yang tak pernah akur, persengketaan wilayah yang dianggap penting oleh Irak dan Iran, munculnya Revolusi Islam oleh Iran, percobaan pembunuhan terhadap pejabat Irak, dan penyebab-penyebab khususn lainnya yang mendorong terjadi Perang Teluk I (serangan granat pada tanggal 1 April 1980, pengusiran ribuan keturunan Iran oleh Saddam, kedua negara saling menempatkan pasukan masing – masing di daerah perbatasan dalam jumlah yang cukup besar, perang pers dan media masa antar kedua belah negara, presiden Saddam Hussein secara sepihak membatalkan Perjanjian Algiers tahun 1975). Menurut para pengamat ada dua faktor yang menyebabkan invansi yang dilakukan Saddam ke Iran, pertama, adanya kekhawatiran dikalangan penguasa negara Arab terhadap kemungkinan menularnya revolusi Khoehenni kenegara-negara Arab. Dan yang kedua, ambisi Saddam Hussein untuk bisa tampil sebagai pemimpin Arab.
Penyebab perang Irak dan Iran itu terjadi selama 8 tahun adalah, pertama, dugaan Irak salah yang menganggap perang akan berakhir cepat dan meremehkan kekuatan Iran yang sedang kacau, kedua, Irak berhasil merebut daerah-daerah minyak di Iran walaupun lamban tetapi Irak masih optimis untuk tujuannya menguasai sebagian wilayah islam dan mendominasi kekuatan bangsa Arab, yang ketiga adalah Iran menolak tawaran Irak untuk mengakhiri konflik dan menyelesaikan sengketa secara damai maupun usaha penengahan karena Iran tetap optimis akan memenangkan perang tersebut. Dari keegoisan kedua belah pihak inilah yang  membuat Perang Teluk I terjadi hingga waktu yang cukup lama yaitu 8 tahun.
Pada Perang Teluk I ini maka campur tangan negara asing yang terjadi ini belum dikatakan sebagai intervensi karena banyak campur tangan yang dilakukan oleh negara lain bahkan dari bangsa Arab sendiri yang bertujuan untuk memperjuangkan nasib bangsa Arab (dengan cara membela Irak) bukan intervensi asing karena masalah ini juga menjadi masalah-masalah bangsa Arab karena mereka berada dalam satu lingkup bangsa Arab dan bangsa-bangsa pengimpor minyak dari kawasan ini atau negara super power untuk meredakan konflik yang ada disana. Dan dari banyak sumber yang mengatakan bahwa intervensi itu hamper muncul dari Uni Soviet tetapi dapat dicegah oleh pasukan Amerika Serikat.


[1] Sungai Shatt Arab merupakan sungai dengan panjang kurang lebih 200 km yang terbentuk dari pertemuan Sungai Efrat & Tigris di kota Al-Qurnah, Irak selatan, di mana bagian akhir dari sungai yang mengarah ke Teluk Persia tersebut terletak di perbatasan Irak dan Iran.
[2] Perjanjian Algiers dalam konteks ini menyatakan bahwa “Iran akan menghentikan dukunganny pada pemberontakan Suku Kurdi dan  perbatasan Shatt Al-Arab digeser dari tepi Timur ke tengah perairan”.
[3] http://danzberdikari.blogspot.com/2012/12/tragedi-perang-berdarah-irak-iran-1980.html
[4] Daliman. BPK: Sejarah Asia Barat Daya. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia : Universitas sebelas Maret Surakarta, 1933),  hlm, 78-79
[5] http://danzberdikari.blogspot.com/2012/12/tragedi-perang-berdarah-irak-iran-1980.html
[6] http://ishaljulitabowo.blogspot.com/2012/04/perang-teluk-1-1980-1988-perang-iran.html
[7] M Riza Sihbudi. Dinamika Revolusi Iran Sejak Jatuhnya Syah hingga Wafatnya Khomeini. Jakarta (Jakarta: Pustaka Hidayat, 1989) , hlm, 111-112
[8] Isawati.  Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat Daya Jilid I. (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm, 111-112
[9] Intervensi adalah sebuah istilah dalam dunia politik dimana ada negara yang mencampuri urusan negara lainnya yang jelas bukan urusannya. Adapula definisi intervensi adalah campur tangan yang berlebihan dalam urusan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga negara yang melakukan intervensi sering dibenci oleh negara-negara lainnya
(http://id.wikipedia.org/wiki/Intervensi)
[10] Daliman. BPK: Sejarah Asia Barat Daya. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia : Universitas sebelas Maret Surakarta, 1933),  hlm, 90-91
[11] Isawati.  Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat Daya) Jilid I. (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm, 127-128.

4 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    BalasHapus
  2. itu namanya intervensi bahlul...

    BalasHapus
  3. perang Iran Vs Iraq dipicu konflik perbatasan

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll